Minggu, 04 Mei 2014

ZAT PENGAWET MAKANAN GAMBIR

           
              Gambir merupakan komoditas ekspor Indonesia dari sub-sektor perkebunan yang masih diusahakan secara tradisional. Pangsa pasar internasional gambir Indonesia antara lain Singapura, Pakistan, India, Bangladesh, Taiwan, Korea Selatan, Jepang dan beberapa negara Eropa
           Tanaman gambir (Uncariae Romulus et Uncus) di Indonesia daun dan getahnya digunakan untuk bahan kelengkapan untuk menyirih. Tanaman yang termasuk keluarga Rubiaceae ini juga sering digunakan untuk obat luka bakar, sakit kepala, diare, disentri, sariawan, dan sakit kulit, serta bahan penyamak kulit dan bahan pewarna tekstil.
Secara alami para produsen makanan sering menggunakan tanaman yang daunnya berbentuk bujur sangkar dengan permukaan licin ini untuk pengawet makanan. Pasalnya, dalam daun ini terdapat sebuah kandungan katekin yang dapat mengawetkan makanan dari kerusakan akibat mikroorganisme dan degradasi reaksi oksidasi (penyebab basi).


ISI KANDUNGAN GAMBIR
Sari Pati Gambir berasal dari getah daun yang di ekstraksi dengan proses pengempaan (Kampo bahasa Mahatnya). Ekstrak Kandungan Getah gambir adalah :
  1. Catechin : adalah zat yangterkandung dalam getah gambir sebanyak 7 – 33 %, Rumus Kimia untuk Chatechin atau dikenal juga dengan nama Asam Catechoat adalah C15H14O6. Asam ini tergolong kedalam struktur Flavonoid, asam ini tidak berwarna dan dalam keadaan murni zat ini kurang larut dalam air dingin tetapi sangat larut dalam air panas, larut dalam alcohol dan etil asetat.
  2. Asam Catechu Tannat : sebayak 20 – 55 % Merupakan anhidrat dari catechin dengan rumus kimia C15H12O5. Asam catechu tannat merupakan serbuk berwarna coklat kemerah – merahan dan merupakan campuran terbesar yang terkandung dalam getah gambir serta zat amorf yang larut dalam air dingin.
  3. Pyrocatechol: Zat yang terdapat dalam getah gambir sebanyak  20 – 30,asam ini  Memiliki nama lain yaitu 1,2 bensediol; 1,2 dihidroksi bemzen atau asam pyrocatechoat dengan  rumus molekul C6H6O2.
  4. Flouresensi : Adalah kandungan yang terdapat dalam getah gambir dan merupakan bagian kecil dari gambir yang  memberikan flouresensi bewarna hijau.
  5. Catechu merah 3 – 5 : kandungan yang terdapat dalam getah gambir yang memberikan warna merah pada gambir.
  6. Quersetin 2 – 4 : Adalah  zat yang dalam getah yang memberikan warna kuning pada gambir dan merupakan  turunan flavanol denan rumus kimia C15H10O.
  7. Fixed oil 1 – 2 :adalah zat yang terdapat dalam getah gambir yang berupa minyak yang susah menguap.
  8. Zat Lilin 1 -2: adalah zat yang terdapat dalam getah gambir dan merupakan monoester dari suatu asam lemak dan alcohol.
  9. Alkaloid   : Merupakan zat yang sedikit terdapat pada daun gambir.
Manfaat Gambir Untuk Pengawet herbal :
        Semakin meningkatnya penggunaan bahan pengawet sintetis makanan yang bisa menimbulkan masalah kesehatan yang sangat mendorong pihak untuk mencari bahan pengawet alternatif . Salah satunya bahan alami yang di harapkan sebagai pengawet alternatif potensial adalah daun gambir.
       Para mahasiswa departemen biokimia fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam / (FMIPA) Institut pertanian bogor menemukan manfaat tanaman gambir sebagai pengawet alami tahu, Dan mereka meneliti Uji Efektivitas katekin dari daun gambir / ( Uncaria gambir hunter Roxb) Sebagai bahan alternatif pengawet tahu di kabupaten Bogor dan yang lainya. Aplikasi pengawetan tahu dengan daun gambir secara sederhana bisa di lakukan dengan merebus 10 lembar daun gambir dengan satu liter air hingga volumenya menjadi setengahnya. Dan air rebusan bisa di pergunakan untuk perendaman tahu.

Manfaat Gambir Untuk Kesehatan Dan Pangan :
  Gambir merupakan ekstrak daun dna ranting tanaman gambir memiliki khasiat yang sangat bagus untuk kesehatan dengan kandungan kimia utama katekin yang berfungsi sebagai Antioksidan. Dan untuk di bidang kesehatan Khasiat gambir sebagai Astringen dan Hemostatik. Menurut dari  penelitian Zulfadli pada tahun 1989, Farmasi, FMIPA, UNAND. Telah di lakukan Uji Mikrobiologi Ekstrak daun dan ranting gambir terhadap beberapa bakteri terhadap penyebab deare secara in vitro. Dari hasil penelitian tersebut. Ternyata ekstrak daun dan ranting gambir bisa menghambat pertumbuhan bakteri penyebab diare. Getah gambir juga bisa di pergunakan untuk terapi Maag.
  Di dalam bidang pangan banyak sekali peneliti kearah sana, dengan memanfaatkan nilai fungsional gambir yang sngat bermanfaat untuk kesehatan. Dan akan menghasilkan suatu kombinasi dari segi pangan atau minuman yang menyegarkan juga minuman kesehatan.
Ekstrak gambir dengan kandungan utama katekin yang sudah di standarisasi yang dapat diformulasi hingga menjadi bentuk sediaan formasi tertentu yang dapat mengelimisasi Hal-hal yang tidak di sukai dari sifat ekstrak tersebut Misalnya. rasa pahit,atau sifat yang sukar larut di dalam air.
  Selain dari itu gambir juga bisa di pergunakan sebagai bahan campuran Ramuan obat Tradisional. Dan di Pakpak bharat Gambir tersebut menjadi andalan obat sakit perut atau diare dan cukup dengan melarutkan ekstrak getah gambir dengan air panas. Kemudian lansung di minum, Terus gambir juga di gunakan sebagai campuran makanan untuk menyirih / Gatap.
Telah di ketahui, Gambir meransang keluarnya getah empedu sehingga membantu kelancaran proses pada perut dan usus. Dan fungsi lainya adalah campuran obat, Seperti, Sebagai obat luka bakar, Obat sakit kepala, Obat diare, Disentri, Kumur-kumur, Sariawan, Juga obat penyakit kulit / Penayamak kulit.
Contoh Makanan Yang Memanfaatkan Gambir Sebagai Pengawet :

Siapa yang tak kenal telur. Telur merupakan salah satu produk hasil ternak dengan nilai gizi cukup tinggi yang dibutuhkan oleh tubuh. Telur mengandung beragam komponen gizi yang tinggi seperti protein, lemak, vitamin dan mineral. Jenis telur yang biasa dikonsumsi masyarakat adalah telur ayam dan telur itik. Dilihat dari komponen gizinya telur itik memiliki nilai gizi lebih tinggi dibandingkan dengan telur ayam. Sebagai bahan makanan, telur itik mudah sekali mengalami kerusakan baik secara fisik, biologi dan kimiawi. Menjaga agar mutu telur tetap baik dan juga untuk menghambat terjadinya proses kerusakan perlu dilakukan pengawetan agar telur dapat disimpan lebih lama.
Salah satu metode pengawetan telur yang umum dilakukan adalah dengan cara pengasinan. Telur itik memiliki pori-pori yang lebih besar sehingga sangat baik di lakukan pengolahan menjadi telur asin. Dimana pori-pori yang besar pada telur asin akan mempermudah penyerapan garam yang dapat mengurangi rasa amis, menciptakan rasa yang khas serta penggunaan garam juga akan mempertahankan kondisi telur asin selama transportasi, misalnya dalam perdagangan antar kota, antar pulau bahkan ekspor. Telur asin dengan proses pembaluran menggunakan bubuk batu bata dan garam setelah direbus hanya tahan selama 14 hari. Air sisa penirisan getah gambir merupakan salah satu bahan yang mengandung tanin yang berfungsi sebagai pengawet.
Sekarang ini sedang giat-giatnya pelaksanaan pemanfaatan hasil gambir di Indonesia. Dari pada semua untuk diekspor, alangkah baiknya jika bisa dimanfaatkan bahkan bisa menambah pendapatan negara sendiri. Gambir mengandung senyawa fungsional yang termasuk dalam golongan senyawa fenol. Senyawa fenol yang berpotensi sebagai antioksidan dan antibakteri terutama adalah senyawa tanin. Gambir digunakan sebagai bahan pada industri tekstil, ramuan makan sirih, ramuan obat dan penyamak kulit. Sedangkan air limbah penirisan getah gambir berasal dari tetesan cairan yang keluar selama penirisan getah gambir berlangsung.
Kebanyakan para petani gambir membuang air sisa penirisan setelah pembuatan gambir, padahal banyak manfaat lainnya dari air sisa gambir tersebut. Adanya sifat antibakteri pada air sisa penirisan getah gambir tersebut maka dengan perendaman telur asin dalam air sisa penirisan getah gambir dapat menghambat pertumbuhan bakteri pada telur asin sehingga memiliki umur simpan yang lebih lama. Perendaman telur asin dalam air sisa pentirisan getah gambir dapat mempertahankan mutu telur dan memperpanjang daya simpannya sehingga dapat mengurangi kerugian bagi para penjual telur asin.
Pembuatan telur asin dikalangan masyarakat kita masih menggunakan metode lama yaitu, telur itik dibalur dengan bahan pembalur seperti batu bata, abu gosok dan garam dengan perbandingan 3 : 2 : 1. Setelah itu diperam selama 7 hari, kemudian baluran dibuka dan dibersihkan dengan air. Yang berbeda dalam proses ini adalah telur selanjutnya direndam dengan sisa penirisan getah gambir selama 10 menit. Telur kemudian ditiriskan, direbus selama 30 menit lalu ditiriskan.
            Perendaman yang dilakukan dalam air sisa penirisan getah gambir ini akan memberikan pengaruh yang baik terhadap telur lho, seperti kadar air telur yang dapat dipertahankan, kadar protein yang dapat dipertahankan karena adanya tanin dalam air sisa penirisan gambir, sehingga protein dalam telur asin tidak mudah terdegradasi. Selain itu Tanin memiliki kemampuan membentuk kompleks dengan dinding sel bakteri sehingga dapat berfungsi sebagai antibakteri. Antibakteri ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan tambahan makanan yang dapat menghambat dan mencegah kontaminasi bakteri sehingga bahan makanan lebih awet. Oleh sebab itu, telur asin yang direndam dalam air sisa penirisan getah gambir dapat di simpan lebih lama. Dengan perendaman dalam air limbah gambir dapat memperpanjang daya simpan telur asin sampai 3 bulan. Hal ini disebabkan tanin yang terkandung dalam air sisa penirisan getah gambir menutupi pori-pori kerabang telur sehingga mencegah terjadinya penguapan dan masuknya bakteri yang menyebabkan terjadinya kerusakan pada telur asin sehingga memperpanjang masa simpan telur.






Sumber :
http://ekonomi.kompasiana.com/agrobisnis/2013/01/28/manfaat-air-sisa-gambir-untuk-pengawet-telur-asin-529347.html
http://sintafergy.blogspot.com/2014/04/v-behaviorurldefaultvmlo.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar